Sabtu, 13 Agustus 2011

Asal Mula Karanganyar versi 2011


Di sebuah tempat yang cukup luas, hiduplah seorang Kyai yang sangat arif dan bijaksana. Kyai yang satu ini sangat senang mendengarkan lagunya killing me inside yang alirannya screamo-screamo tidak jelas. Kyai ini tidak pandang bulu dalam menolong orang. Baik  orang kaya, miskin, lebay, alay, baik, sombong rajin menabung, suka shopping, dan lainnya, ia tolong dengan hati yang ikhlas.
            Saat kyai ini sedang asyik-asyiknya mendengarkan lagunya 7 icons, seorang ibu-ibu datang ke rumahnya dan menangis minta tolong agar kyai ini mau membantu memecahkan masalahnya. Masalah yang di hadapi ibu satu ini sudah menjadi berita utama di televisi-televisi lokal, di radio, di facebook, twitter, bbm, dan jejaring-jejaring sosial lainnya. Ibu ini menceritakan bahwa dia sedang mengalami masalah yang cukup berat, anak kandungnya di perebutkan olehnya dan oleh tetangganya. Tetangganya mengaku-ngaku bahwa anak yang masih berusia 5bulan itu adalah anaknya, padahal sang ibu yang meminta tolong kepada kyai tersebut merasa dia yang telah mengandung selama sembilan bulan sepuluh hari, dia yang melahirkan, tetapi tetangganya tetap mengaku-ngaku bahwa anak itu adalah anak kandungnya yang hilang karena di culik setelah dilahirkan 5 bulan yang lalu. Mendengar masalah yang di hadapi tersebut, pak kyai mengajak ibu itu mendatangi tetangganya dan membicarakan masalah ini baik-baik. Kedatangan ibu tersebut ke rumah kyai telah membuat para warga sekitar gempar dan mendatangi rumah kyai tersebut dan ikut mendengarkan curahan hati ibu tersebut kepada kyai. Kyai dan ibu tersebut sudah tiba di rumah tetangga ibu tersebut, sebut saja bunga, di iringi oleh keramaian warga sekitar yang ingin tau bagaimana cara pak kyai memecahkan masalah, kyai pun mulai berkata. “siapakah ibu kandung dari anak ini?”, “saya pak kyai”, jawab sang ibu yang meminta tolong. “bukan, aku ibu kandungnya. Dia anakku”, jawab ibu yang satunya lagi. Karena pak kyai sering nonton sinetron di TV, dia pun akhirnya memutuskan, “kalau kalian berdua tidak ada yang mau mengalah, belah saja anak ini menjadi dua “. Ibu yang meminta tolong langsung menjawab “ jangan, jangan, biarkan anak itu di bawa olehnya. Aku ikhlas asalkan anak itu tidak di belah menjadi dua”. “belah saja anak itu, itu cara yang paling adil”, kata ibu yang satunya. Akhirnya sang kyai menyerahkan anak itu kepada ibu yang rela menyerahkan anak tersebut kepada orang lain karena seorang ibu tidak mungkin tega melihat anaknya disakiti.
            Sejak peristiwa itu, warga sekitar tempat tinggal pak kyai tersebut semakin percaya bahwa keputusan yang di ambil oleh pak kyai itu benar dan dapat membantu memecahkan masalah. Akan tetapi, ibu yang merasa di permalukan oleh kyai tersebut mempunyai dendam nyi pelet karena di permalukan di hadapan banyak orang. Si Bunga pun mulai membuat kabar-kabar, gossip-gosip, dan isu-isu yang tidak sedap terhadap pak kyai. Sekarang rumah pak kyai ramai di datangi oleh para wartawan yang ingin menanyakan kebenaran gossip-gosip tentang dirinya yang sekarang sudah menjadi trending topic di kalangan masyarakat luas.
            Saat pak kyai sedang bersiap-siap untuk melihat harpot di layar tancap dekat lapangan volly, dalam sekejap mata rumah pak kyai telah di kelilingi oleh para warga yang membawa obor, garpu rumput, kulkas, almari, panci, dan barang-barang rumah tangga lainnya. Mereka mengadakan demo besar-besaran walaupun demonya cuma satu RT. Mereka yang mengadakan demo ternyata telah termakan provokasi oleh si Bunga dan menuntut agar kyai tersebut pergi meninggalkan tempat itu untuk selamanya. Kyai pun menurut dan meminta waktu tempo 3hari untuk bersiap-siap.


            Tempo waktu tersebut di gunakan oleh pak kyai untuk online, ternyata tersebar berita-berita yang membuat sakit hati saudara-saudara. Dengan berbekal poster boy band smash yang sedang naik daun, pak kyai pun pergi meningalkan tempat tersebut karena takut para warga mengusirnya secara paksa seperti gaya para depcolector di sinetron-sinetron televisi. Akhirnya pak kyai memutuskan untuk tinggal di bawah pohon beringin yang di keramatkan oleh warga sekitar. Dengan menggenggam sebuah i-phone di tangan dan headset yang terpasang rapi di telinganya, pak kyai mencoba tidur beralaskan tanah dan beratapkan langit yang di selimuti oleh bintang-bintang dengan mendengarkan lagu bergenre reggae dari souljah yang berjudul kuingin kau mati saja. Saat jam 00.00, pak kyai merasakan sesuatu yang aneh terjadi pada dirinya. Tubuhnya tiba-tiba menjadi kaku dan terasa melayang keudara. Keesokan harinya, seorang penggembala sapi yang ingin bertemu mantan penyanyi cilik tasya karena ingin bernyanyi bersama mendapati sebuah karang dengan ukuran tubuh manusia di tempat yang digunakan oleh pak kyai untuk tidur pada malam sebelumnya. Akhirnya semua orang datang ke tempat itu karena penasaran dan mereka memutuskan untuk menamai tempat itu dengan nama karanganyar. Karang yang berarti batu karang, dan  anyar yang berarti baru.